Mari bercerita

"If you want your children to be intelligent, read them fairy tales. If you want them to be more intelligent, read them more fairy tales." ― Albert Einstein

Apakah kamu tahu kalau perkembangan kecerdasan dan karakter anak itu terjadi sangat pesat pada usia baru lahir sampai berumur 5 tahun? Hal tersebut bisa kita dapatkan dengan banyak cara, salah satunya dengan budaya literasi. Apakah anak usia balita sudah bisa menerapkan budaya literasi sendiri? Tentunya di sini peran orang tua sangat dibutuhkan bagi perkembangan karakter dan kecerdasan anak. Salah satu cara yang sangat bisa mempengaruhi kecerdasan dan pembentukan karakter diri anak adalah dengan membacakan anak cerita atau mendongeng, loh!

Sewaktu kita kecil, para orang tua kita masih sering menceritakan dongeng anak-anak, mereka memberikan perhatian melalui bercerita dan menyiratkan pesan yang mungkin masih kita ingat. Namun zaman sekarang, orang tua sudah mulai kurang peduli dan melupakan betapa pentingnya membacakan buku cerita kepada anaknya. Dengan mendengarkan atau membacakan buku cerita kepada anak, kita bisa membentuk karakter dan generasi baru yang lebih cerdas, kreatif, dan bermoral. Membacakan anak cerita-cerita dongeng atau cerita karangan kita sendiri, kita bebas memasukan pesan moral yang ingin kita sampaikan kepada anak, hikmah seperti apa yang akan diterima oleh anak, dan pembelajaran baru yang akan kita ajarkan kepada anak.

MEMBANGUN KARAKTER ANAK DENGAN BERCERITA?
Saya pernah sempat mengira kalau dongeng hanyalah cerita biasa yang akan membuat anak lebih cepat tidur, tetapi ternyata tidak hanya itu, loh! Bahkan banyak edukasi yang menggunakan media storytelling atau bercerita dalam membentuk karakter anak. Sebenarnya banyak sekali manfaat dalam bercerita atau mendengarkan cerita. Mengapa saat ini tidak banyak orang yang suka membaca dan mendengarkan cerita? Padahal, bercerita kepada anak itu berkaitan dengan pendidikan karakter anak sehingga akan berkaitan juga dengan emosi, perilaku, dan pola pikir anak. Definisi karakter menurut saya adalah sebuah kepribadian, sifat kejiwaan, dan juga perilaku seseorang. Lalu karakter yang diharapkan kepada anak itu seperti apa, sih? Di dalam cerita dongeng, anak akan diajarkan untuk selalu rendah hati, percaya diri, sopan santun, bekerja keras, tidak boleh sombong, toleransi, dan pendidikan karakter lainnya. Salah satu contoh cerita dongeng yang memberikan pesan moral adalah kisah seekor kelinci dan kura-kura yang sedang melakukan lomba balap lari, si kelinci menantang kura-kura karena ia merasa hebat dalam berlari. Saat lomba dimulai, kelinci lari lebih cepat dan berada di urutan pertama dibandingkan dengan kura-kura yang jalannya lambat. Karena kesombongan kelinci yang merasa hebat, ia memutuskan untuk bersantai di bawah pohon dan merasa kura-kura tidak akan kalah. Tetapi kelinci malah tertidur pulas sampai akhirnya si kura-kura yang menjadi pemenangnya. Cerita dongeng ini merupakan salah satu contoh cerita yang mengajarkan pada anak kalau sehebat apapun kehebatan yang dimiliki, kita tidak boleh sombong dan memandang orang lain rendah karena kita harus selalu rendah hati. Mona Ratuliu, mengatakan “Namun selain dari prestasi, sebagai orangtua saya percaya bahwa yang terpenting dalam masa pertumbuhan anak adalah menanamkan karakter, seperti berani, percaya diri, baik hati, dan tangguh,". Oleh karena itu, memperhatikan pendidikan karakter anak itu sungguh penting untuk hidup buah hati, ya!

Pertama yaitu bercerita dengan tutur yang lambat, tidak terburu-buru, dan terdengar jelas. Kalau anaknya lebih muda lagi, sebaiknya bicaranya lebih lambat lagi, supaya anak memahami dan menerima ceritanya. Lalu berbicara dengan nada suara yang santai dan bersemangat sehingga anak juga dapat bersemangat mendengarkan ceritanya. Selanjutnya yaitu berikan ekspresi sesuai dengan cerita yang sedang dibacakan, variasikan irama suara dan kecepatannya. Cara terakhir yaitu tirulah suara-suara karakter yang ada di dalam cerita, kalau ada gunakan juga boneka tangan untuk menggambarkan ceritanya, sehingga anak lebih mendalami ceritanya. "Intinya, orangtua sebaiknya memulai dan mengakhiri cerita harus dengan hal menarik. Bisa dengan menyanyi, bermain tebak – tebakan, mengulang kata, atau merangkai gerakan bersama – sama,” kata seorang juru dongeng, Rona Mentari.Mendidik anak supaya sesuai dengan apa yang diharapkan memang tidak mudah, terutama anak-anak di bawah usia 5 tahun. Ditambah lagi dengan kesibukan orang tua yang kerap tidak bisa menyempatkan banyak waktunya untuk memperhatikan anak. Meskipun seperti itu, orang tua akan melakukan dan menginginkan yang terbaik kepada anaknya. Membentuk dan mengembangkan karakter serta kecerdasan anak bukanlah menjadi suatu hal yang sulit, dengan memberikan pendekatan kepada anak seperti membacakan buku cerita dan menstimulasi otak anak, orang tua sudah melakukan hal yang baik. Ingatlah bahwa keberhasilan anak adalah keberhasilan orang tuanya dalam mendidik. Jika orang tua tidak menyadari dan menyepelekan perkembangan karakter serta kecerdasan anak hanya karena mereka sibuk, yaa gapapa. Akan tetapi, apakah kalian tidak mau melihat perkembangan anak kalian yang akan mempengaruhi kehidupannya?

Mendongeng juga tidak hanya mengajarkan pendidikan moral atau karakter saja, loh! Seorang psikolog anak, Seto Mulyadi atau biasa kita sebut Kak Seto, mengatakan mendongeng atau bercerita bisa merangsang perkembangan pada anak, mendekatkan komunikasi antara orang tua dan anak, mengembangkan variasi bahasa anak, serta menanamkan nilai atau pesan yang baik kepada anak. Tidak heran,ya? sebegitu hebatnya mendongeng dalam mempengaruhi perkembangan pada anak, sangat penting juga peran orang tua dalam kecerdasan otak anak. Bila tidak terjalin banyak kedekatan antara orang tua dan anak, bisa sangat berbahaya bagi kehidupan sang anak. Contohnya adalah masalah tumbuh kembang anak yang terlambat, ada anak yang tumbuh kembangnya selalu diperhatikan oleh orang tuanya dan juga anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Kalau kita sadari, perkembangan anak yang sering diperhatikan itu lebih cepat daripada anak yang kurang diperhatikan oleh orang tuanya. Permasalahan yang sering dialami oleh anak yang kurang diperhatikan orang tuanya adalah tumbuh kembang anak yang lambat, sulit mengingat pembelajaran, mengalami speak delay, bahasanya tidak bervariatif, kesulitan dalam mencerna perkataan orang lain, dan masalah lainnya. Lalu apakah bisa mendongeng membantu perkembangan kecerdasan pada anak? Kita cari tahu, yuk!


MENDONGENG = MENSTIMULASI KECERDASAN ANAK?

Anak akan menyerap semua pembelajaran lebih optimal ketika menggunakan kelima panca inderanya, yaitu melihat, mendengar, meraba, merasakan, dan mengecap. Berarti, membacakan buku kepada anak merupakan salah satu cara yang sangat mudah untuk menstimulasi kecerdasan anak! Anak akan belajar dari apa yang ada di lingkungannya, contohnya ketika orang tua selalu berbicara hal positif kepada anak maka anak akan mengucapkan hal-hal yang sama positifnya, begitu juga sebaliknya, anak pasti akan meniru orang sekitarnya. Kalau orang tua tidak mementingkan anak di masa perkembangan, sama saja orang tua membiarkan potensi anaknya terabaikan. Orang tua bisa memperhatikannya dengan memberikan stimulasi membacakan buku cerita, contohnya bisa membacakan cerita dengan buku interaktif seperti buku pop up, menggunakan boneka tangan, buku yang bertekstur, atau buku yang memiliki suara, karena anak akan menggunakan kelima panca indranya dalam memahami isi dari ceritanya. Bila anak tidak diberikan stimulasi-stimulasi dari kecil, kemungkinan anak akan mengalami keterlambatan dalam pertumbuhannya, contohnya adalah permasalahan yang kita sering temui pada anak-anak yang mengalami speak delay. Dengan memberikan stimulasi yang rutin kepada anak, kemungkinan besar anak tidak mengalami masalah pertumbuhan dan kecerdasan anak. Sebagai orang tua kita harus peka dengan tumbuh kembang anak, kita bisa mencegah anak kita mengalami masalah pertumbuhan yang lambat dengan selalu memberikan stimulasi dari kecil, ya! Bagaimana ya caranya agar bisa membacakan cerita yang menarik untuk anak? Yuk, kita simak!

DAFTAR PUSTAKA

1.    Dani, E. 2013. “Pembentukan karakter anak melalui kegiatan mendongeng”. HUMANIKA, 17(1).

2.   Haryani. 2008. “Mencerdaskan Anak dengan Dongeng”. Tots Educare: Jurnal Pengembangan Ilmu Ke-TK-an. 1, No. 2: 65-75.

3. Antara. 2021. Kak Seto: Mendongeng rangsang kreativitas dan kecerdasan anak. https://www.medcom.id/pendidikan/tips-pendidikan/ObzVVMlb-kak-seto-mendongeng-rangsang-kreativitas-dan-kecerdasan-anak, diakses pada 9 Desember 2021 pukul 22.24

Komentar